akan saya sebut gombal malam-malam
suatu hari, entah itu malam atau siang, aku hanya melihat itu sebagai sebuah bayang penuh samar. yang kutahu pasti, itu adalah moment, yang jujur saja (seharusnya) akan mencairkan tumpukan rindu dalam hati. namun, aneh..
dia, ah tak usah kusebut namanya, datang saat itu ke arahku. dan tanpa alasan atau prolog lain, menyodorkan sekotak permen, entah permen macam apa. aku setengah bingung. apa maksudmu? tanyaku begitu padanya. dan lagi-lagi, yang kutahu pasti adalah aku seolah berada di dunia bayangan, dimana semua berujung teka-teki, tak terjawab, menyisakan tanda tanya sebesar bola dunia. lalu, dia pergi tanpa berkata-kata.
kulahap satu permen dari sekian banyak permen di kotak itu. dan (seharusnya) aku senang dia datang, memberikan itu pula kepadaku, tapi lagi-lagi aneh.. aku tak suka rasa permennya. kubuang saja kotak penuh permen itu. tak ada sakit, sedih, pilu, atau semcamnya. lagi-lagi aneh.. dan begitulah semua berlalu. aku, dia, dan si kotak permen..
ah, mimpi.. mimpi.. pertandakah itu? ya biar saja aku, Tuhan, yang tahu.. toh, kalau saja harus aku lelehkan serbuk dingin pembeku rasa ini, biar saja lah dengan sendirinya. dia.. dia, sudah saatnya kubuang dia dari mimpi-mimpi malam, toh dia sudah buatku mati rasa sekujur tubuh!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home