Tuesday, December 30, 2008

Taxi Driver, my holy book of the moment.

Jadi, friendster kan?

Hahahaha, perkataan gw yang berusaha menunjukkan langkah pertemanan diantara gw dan dia. Oke, kita lupakan sejenak suatu hal yang kita sebut kemarin sebagai “jarak”, karena toh ternyata jarak hanya akan bikin gw makin gusrah gak karuan. Atas nama teman, itu yang akan gw pegang. Gw udah janji sama Homie, akan move on dan membawa ini sebagai “Atas Nama Teman”. Well, pada faktanya gw belum mau move on, tapi bukan berarti gw akan mengulang masa lalu. Kata seseorang, sekarang ini gw memilih untuk berada di zona aman. Yang berarti gw memilih untuk diam di tempat dan tidak mengambil resiko sekecil apapun.

Dan ketika permainan Taxi Driver Wisdom dimulai, diantara gw dan dia.

" Oke oke.. kita tanya Taxi Driver ya sekarang. Taxi driver, please katakan sesuatu tentang kita saat ini.. "

Dan.. terbuka lah salah satu halamannya. Yang.. shit banget!

If you chose a new life, you must have not wanted the old one anymore. “

Hahahahahahah, gw ngakak aja saat itu. Tertawa, sembari miris sendiri.

“ apa apa? Apa tadi kata taxi driver nya? “
dia sibuk menanyai mengenai apa yang gw baca.

Gw bersikeras untuk membiarkan dia dalam ombak kepenasaran. Karena kata-katanya emang shit banget. Dan.. wah terlalu menohok. Jadi gak ada niatan di kepala gw untuk sedikitpun memberi tau. Dia memaksa. Mengambil buku kecil bersampul dove tersebut. Dan sibuk membukai halamannya satu per satu. Sampai akhirnya tiba di tempat dia harus turun, dan dia berkata,

“aha! Ini ya pasti. If you chose a new life.. “

ssiiiinnnggg. Gak ada suara. Dan sedetik kemudian dia tertawa. Ber-dadaah-dadaaahh sama gw, pamitan. Dan ia pun keluar dari kendaraan hitam yang kita tumpangi.

Whatever wise things Taxi Driver said to me, or to us, it won’t argue my choice: I still need my old one, to face a new life. Seems fair, huh?

Btw, makasiihh ya “friendster” udah nemenin nonton Twilight –kedua- hari itu. Sebosan apapun lo sama tuh film, lo udah memenuhi kecanduan gw akan Twilight hahahaha, thanks to you.

Lab Act - mice o mice :)

Gw akan sedikit bercerita tentang aktivitas Lab gw tadi siang. Ahahah, gak guna banget gak sih? But I have to share this, it’s a little bit fun, dibanding semua Lab activity yang pernah gw lakukan.

Jadi, pekan ini gw berkutan dengan farmakologi, secara mendasar dan klinis. Awalnya agak gak terlalu berminat juga sih gw, secara dosennya tuh annoying banget kalo kata gw. Udah dia bukan dokter, ngomongnya gak jelas, dan yang paling shit dia adalah tutor gw. Jadi ke-annoying-annya terasa betul-betul menyiksa gw 2 kali dalam seminggu.

Nah, dalam seminggu gw pasti akan melakukan aktivitas Lab yang berhubungan sama case yang gw hadapi minggu ini. Inti case minggu ini adalah, seorang ibu yang punya Carcinoma Hepar, dan meminum phenobarbital (semacam obat tidur) untuk membantu masalah insomnia yang dia alami beberapa waktu terakhir. Yah jadi Lab activity minggu ini pun gak jauh-jauh dari obat bius ini juga, dan tebak apa yang seru? Hahaha, kita pake tikus percobaan, sebagai objek Lab-nya! Wiiihhh!

Pertamanya, gw pikir, gw gak akan sebernyali itu untuk melakukan satu injeksi. Ahaha biar si Syaif ama yang lain aja deh, yang pada suka sibuk rebutan, yang melakukan proses injeksi ke si tikusnya. Tapi datanglah kesempatan itu, dimana tiba-tiba Syaif nawarin gw buat injek intraperitoneal si tikus. Waduuuhh, perut pula. Serem juga kan gw. Abstrak banget masalahnya kalo buat perut tikus hahaha. Tapi gw nekatin aja. Gw pikir: toh akan berguna juga kok nantinya. And there it comes, the moment I do that intraperitoneal injection. Deg deg.. nih tikus uda on-position banget. Mengangak terbuka lebar bagian bawahnya, udah tinggal gw suntikin aja. Mana nih perut? Mm.. mm.. tapi hajar bleh aja deh gw. Kata si buku, lambung si tikus gak jauh-jauh amat dari gonad, then I do exactly as the textbook says hahaha. Semenit.. 2 menit.. 5 menit.. 10 menit.. 15 menit.. deg deg.. yes! Got it! Tuh tikus mulai geleyengan, teler, mabok, uncontrolled, yes yes! Mm, agak sedikit merasa bersalah sih, secara tikusnya udah agak sedikit gw treat seperti gw men-treat kelinci gw sendiri. Tapi what-so-ever lah, harus nekat. Justru dengan begini perasaan bersalah gw gak numpuk, karena gw gak salah prosedur sama sekali, yes!

Tadinya gw berfikir, gw gak ada nyali untuk jadi seorang dokter klinis: yang tega nyuntik, maksa pasien mengakui dosa-dosanya, nyuruh pasien melakukan suatu hal yang sebenernya gak diinginkan sama sekali olehnya. Tapi dengan kenekatan gw dan kemungkinan kecil gw salah dari Lab activity tadi, gw mendapat sedikit pencerahan nih. Tentang kemantapan gw untuk jadi dokter klinis, which means: interaksi langsung sama pasien hahaha.

Divortiare, still my loved one.

Gw lupa, dimana tepatnya gw pernah bercerita tentang kecanduan gw membaca sebuah novel berjudul Divortiare. Nah, tanpa sengaja tadi gw nemuin lagi tuh novel di ruang keluarga. Terdampar, tak berpemilik. Dengan cepat gw ambil, dan segera gw buka beberapa lembaran terakhirnya. Dan terpampanglah salah satu bab, yang agak gw sukai berlebih, namanya: Hate is Easy, Love is Courage.

Iseng, gw baca lagi sedikit tentang bab terakhir itu. Dimana, pada bab ini, yang gw simpulkan adalah kisah Alexandra yang akhirnya memilih untuk stop melanjutkan kisah percintaannya dengan seorang pria, bernama Denny, dan kemudian berusaha move on dengan cara work..work..dan work. Well, siapa Denny, panjang cerita. Poin yang gw dapet disini adalah, I found another great sentences. I love to qoute somebody’s quote, so read this:

Sometimes, we do have to choose to settle down. But, aren’t we supposed to settle down with the one we truly love, not the one that just happens to be there?

Isn’t that good enogh? I mean, it’s meanful words. Agak sedikit menohok dan punya unsur kata tersirat yang cukup “dalam” kalo dalam pandangan gw. Hahaha, or can I say this as my curhat colongan ? hahahaha. Ya apapun itu maksudnya, it forces me to think. To think clearly, about anything I have to choose.

Wednesday, December 24, 2008

tentang status.

hampir beberapa waktu terakhir ini, selaluuuu dan selalu gw denger beberapa kisah percintaan temen-temen gw. baik yang di Jakarta, maupun rekan sejawat asrama. hhahaha that's why I love my dorm-life, hahaha selalu ada kisah percintaan rekan sejawat yang hip untuk gw bahas kapan dan dimana aja hahaha.

status. yep! selalu tentang status. seorang temen gw berkisah, tentang nasib hubungannya yang carut marut gak ada kejelasan, means status, lagi. kegelisahannya akan ketidak-jelasan status mereka. well, mungkin terasa lebih berat di salah satu pihak sih dengan jalannya mereka berdua dan hubungan yang semakin complicated semakin hari. nah, temen gw yang lain, berkisah lain lagi yang masih tentang status. sikon yang terjadi sih sama, tapi dia nyaman-nyaman aja tuh ngejalaninnya tanpa ada kejelasan atau sesuatu yang kita agungkan atas nama status. dia bareng terus, kemana aja berdua, apa yang mereka lakukan pun udah gak bisa dibilang temenan biasa, udah gak bisa dibilang rekan sejawat pada umumnya. they hold hands each other, say baby-honey-or whatever words means sayang almost all the time, they were taking care of each other, tapi yaudah. no status, tapi semua baik-baik aja. dua-duanya nyaman, selama mereka saling tau mereka saling butuh dan saling.. sayang, mungkin.

status. is that means "that much" ? gw gak tau. tapi, kok gw lebih merasa nyaman dengan istilah "yaudah, kita sama-sama tau, enough". cukup aneh, karena di tengah orang-orang yang memprioritaskan status, gw malah lebih suka bermain dengan ke-abstrak-an suatu hubungan. dimana I can do what almost couple do, tanpa harus terikat dengan status yang terkesan memberatkan hubungan yang pada faktanya seharusnya ringan dan menyenangkan. being in a relationship is not something hard and complicated, as status does, tapi gimana gw akan mengisi hubungan itu dengan sesuatu yang ringan dan menyenangkan. tentang gimana gw akan mengisi hari-hari gw dan si pasangan dengan becandaan dan hal-hal ringan, yang toh dengan begitu akan mendewasakan kita juga pada akhirnya. bukan begitu, ya?

atau mungkin fikiran gw ini, hanya sekelumit pemikiran seorang pengecut yang tidak berani mengambil pilihan besar mengenai komitmen dan semacamnya? hahaha, gak tau ah. but one thing I've already knew, even akan tampak sangat freak dan complicated, hahaha.. gw suka membuat sesuatu yang abstrak dalam setiap aspek hidup gw, termasuk didalamnya percintaan yang akan gw ciptakan. it's hard for some people, I know. tapi emang seharusnya semua dibuat seringan mungkin, kan?
(and now I know, my words explain much more about my immaturity hahahaha..)

Tuesday, December 23, 2008

Twilight series, ruin my days totally :D


waaduhh! kecanduan gw akan seri Twilight semakin menjadi-jadi nih hahaha, paraaaahhh! betapa gw jadi semakin dimabuk bualan cinta, betapa daya imajinasi gw makin terasah beberapa hari terakhir ini saking niatnya gw mantengin Twilight dan New Moon non-stop berhari-hari, hahahaha.

gila gilaaaa, suka banget baca Twilight. suka banget. suka bangeeettt!

gila gila.. kecanduan banget nih gw! mau deh gw, dideketin jelmaan vampir atau apapun, asal sesweet Edward Cullen hahahaha... (Ratih)

Monday, December 22, 2008

jadi ada seorang dosen di FBS 4 ini, yang mengajar mata kuliah Patologi Klinik. dari awal gw ngeliat dia di salah satu acara OSPEK, emang udah ngaco banget nih dosen. 1st impression ke gw-nya salah banget, serem gilaaa! mulai dari baju kurung yang setengah bisa dibilang jubah besar. ditambah aksesori kacamata yang.. WAH! frame bulat, mata ber-eyeliner cukup tebal, dan tipikal matanya yang gak kalah bulat sama frame kacamatanya. belum lagi pemerah bibir yang dipakai, betul-betul merah darah. gimana gak makin bergidik gw ngeliatnya.

nah, suatu hari selepas tutorial, gw berpapasan sama dia di tangga. waaaahhh ini nih, momen-momen dimana gw merasa ada yang gak beres dari dia. pada tau kan, kalo setiap orang tuh punya auranya sendiri-sendiri, yang memancar dengan caranya sendiri-sendiri pula. naaaahhh, aura yang terpancar dari dia tuh.. beeehh!! bener-bener bikin gw bergidik! banget! there's something about her, scares me a lot. but unexplainable. banget!

jadilah semenjak adegan papasan yang bikin gw bergidik itu, gw resmi officially menamai dia "dementor". well, dengan kemampuannya yang amat sangat menghipnotis untuk bikin gw merinding, baik sekedar berpapasan maupun bertatapan one-on-one dengan dia.

nah! tadi siang, tepatnya ketika gw sedang berada dalam jam kuliah CRP, tiba-tiba secara bodoh dan iseng, si Parol sibuk masukin beberapa nama dokter di search engine Google. sampailah ketika ia mengetikkan nama si dr. "N". tak disangka dan tak diduga, artikel pertama yang dimunculkan oleh si mesin pencari adalah artikel mengenai meninggalnya anak si dr."N" ini. waaaahhh! gempar lah si Parol, sibuk towel-towel gw menggemparkan berita artikel tersebut. gw yang masih percaya gak percaya, semakin percaya ketika dengan jelas nama panjang dari si dokter disebutkan secara gamblang. disebutkan pula status dan spesialisasinya di RSHS. waaaaahhhh... sedih gw baca artikelnya. sedih banget! even untuk seseorang yang selama ini gw takutin, gw setengah freaky-in. gilaaaaa, merinding gw. sedih banget. bayangin aja, betapa ironisnya, dia dokter ahli hematologi, masternya Patologi Klinik, gagal meriksa sampel darah anaknya sendiri. waaaahhhh, ironis banget. dan, bayangin kalo lo jadi dia? sebesar apa rasa bersalah lo?

kasian.. kasian. dan mendadak rasa bersalah gw muncul. bersalah atas apa? mungkin atas kebrengsekan gw mencerca dia. menamai dia dengan hal-hal tolol yang telintas di kepala gw saat itu. tapi jujur, aura yang keluar dari ekspresi mukanya, dari cara dia jalan, cara dia ngomong, yaaa emang begitu. creepy. scary. gak deh, papasan atau tatapan langsung sama dia hihi.

Saturday, December 20, 2008

damn Friday, but then I love Friday!

pagi-pagi yang shit total menghiasi Jumat gw kali ini. telat bangun? ngga. jalan kayak bebek lama banget? iya! gak tau lagi deh, gw dan si roomie, Yucil, begoooo banget kemaren pagi. biasanya kita tuh prefer buat naik ojek daripada jalan lewat sastra. tapi setan macam apa yang ngerusak plan sempurna kita kemaren, alhasil kita prefer buat jalan lewat sastra. santai dan gontai. hingga sampailah ruang lecture dimana suara si dr. N sudah menggaung-gaung menyuarakan quiz pagi itu. tepat di depan ruang lecture, panik, kita berdua bingung mau ngapain. masuk, ngga, masuk, ngga.. sampai si Haryo dateng dan ngajakin masuk (sambil deg deg seerrrr, diusir apa ngga nih kita?). dan bener ajah, baru setengah kepala Haryo nongol, suara menggaung itu ganti menyuarakan:
yang baru dateng, harap tunggu di luar.
shit. betul kan, shit. dan otak ini rasanya cuma gw paksa untuk terus-menerus berfikir. absen. eligible. shit.

sampai akhirnya aktivitas kuliah gw berakhir siang itu, dan gw memutuskan untuk ke Bandung. ke rumah Nisa makan nasi tutug oncom, yang gw impikan hampir beberapa hari terakhir ini. ahahaha dan rasanyaaaa.... enaaaaakkkk banget! suap demi suap gw hayati kenikmatannya. sambel terasi, ikan teri asin, suwiran ayam goreng, wiiiihhhh... tipikal kenikmatan menyantap makanan Sunda lah. selesai makan, lanjutan rencana gw adalah ke Ciwalk. ketemu Sasa dan nonton Twilight.

berhubung Nisa gak ikut, dan berhubung gak enak hati rasanya gw meminta mas Hari untuk menjemput gw ke Buah Batu, akhirnya gw memilih untuk naik taksi. wiiiihhh dan coba tebak, ini dia nih kali pertama gw naik taksi seorang diri. takut juga sih. mana gw gak hafal betul liku dan kelok jalan di sekitar Buah Batu. tapi tenang.. percaya diri.. mukee sok tau. hening dan tak bergeminglah gw di dalam taksi. menikmati menit demi menit dengan kuping tertutup earset dan beberapa tembang terputar dari mesin kecil bernama iPod. sengaja gak dipasang terlalu hingar bingar, kalau-kalau si bapak supir mengajak gw berbincang satu atau dua hal.

dan sampailah gw di sebuah pusat perbelanjaan di daerah Cihampelas bernama Ciwalk. Sasa belum dateng, ternyata. yaudah, gw sibuk kesana-kemari terlebih dulu. beli tissue lah, buat urusan ingus gw yang gak berhenti sedari tadi. beli tissue basah lah, buat temen kalau-kalau isi bladder memaksa untuk keluar. dan sebotol air mineral, karena beberapa waktu terakhir ini gw jadi meyakini kegunaan air mineral sebagai penyeimbang cairan tubuh dan sewaktu-waktu membersihkan "kotoran-kotoran" yang memberi efek ketidak-enakan atau ketidak-nyamanan buat tubuh gw sendiri.
(dan omongan gw semakin melantur.. ya!) sampai akhirnya Sasa datang! yeyyy.. kangen banget gw sama diaaaa.... segera kita ke xxi, membeli tiket untuk jam nonton 18.45 dan setelah itu kita memilih untuk duduk-duduk di JCo. menikmati secangkir coklat dan kopi serta beberapa gigitan kecil glazzy. dan tentunya yang gak kalah mengasyikkan, bergosip. 2 jam lebih kita melantur, bercerita hidup masing-masing dan hidup beberapa orang, bercerita keadaan hati yang agak sedikit bergejolak, dan yaaa semacam itulah.

sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 18.45 dan kita bergegas ke xxi. Twilight.. I'm coming! dan satu kesan yang mendalam yang gw tangkap selama gw menonton itu adalah:
gilaaaaaa!!! nih cowok oke banget! sweet tapi cold hahahahahaha.

then I want to be loved just like the way Edward does. hahahahahahaha dan gw semakin freak karenanya hingga detik ini. gw semakin freak, pengen baca novelnya untuk lebih bisa berimajinasi tentang rasanya dicintai seperti itu hahahaha. freak ya? then what-so-eveeerrrr!
and so the lion fell in love with the lamb.. (Edward Cullen)
what a stupid lamb. (Isabella Swan)

Friday, December 19, 2008

about loving myself

Aku menemukan beberapa patah kata yang cukup bagus, menurutku. Begini kata-katanya:

Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan? Aku menyayangimu seperti kusayangi diriku sendiri. Bagaimana bisa kita ingin pisah dengan diri sendiri?

Hmm.. kata-kata yang pernah diucapkan seorang temanku, dulu, ketika ia sedang dirundung suatu masalah percintaan, yaa semacam kebimbangan hati dkk-nya itu lah.

Kemudian, kata-kata itu menjadi setitik kecil yang senantiasa berseliweran di ruang kepalaku beberapa waktu terakhir ini. Haha, lagi-lagi terjadi lagi. Dulu, sempat terjadi juga masa-masa dimana “kata-kata maut itu” berseliweran kesana-keamri di rongga kepalaku. Tapi, belum zamannya “kata-kata maut itu” ketika itu. Tapi ya, keadaan semacam itulah.

Tapi ya memang itu adanya yang terjadi saat ini. Kebimbangan. Keraguan. Kegamangan. Ketidakpastian.

Bayangkan saja begini: seseorang yang sudah terlalu mengetahui baik-burukmu, seseorang yang sudah terlalu mengetahui bagaimana memembuatmu tertawa dan berbagi tawanya denganmu, seseorang yang sudah terlalu mengatahui bagaimana membuatmu merasa tinggi disaat semua melihatmu sama rata, seseorang yang selalu ada setia menemani di saat-saat paling buruk sepanjang hidupmu, seseorang yang akan sangat sulit untuk kamu jelaskan disini karena isinya hanya akan melulu sanjungan dan pujian, seseorang yang.. entah apalagi. Tapi yang jelas, aku bahagia bersamanya. Seperti, aku menemukan diriku dalam bentuk yang berbeda. Seperti iriku yang lebih tolol dan bodoh, tidak terlalu dewasa, tapi aku tau bagaimana mengisi hari-hariku dan dia untuk dewasa bersama.

Nah bagaimana mungkin seseorang seperti itu, seseorang seperti dirimu sendiri, seseorang yang seolah-olah dipandangi olehmu setiap waktu ketika bercermin, harus berpisah denganmu? Bagaimana bisa?

Thursday, December 04, 2008

the thing we won't touch.

pengen makan Loacker, Tiiihhh..

ya makanlah, susah amat. kan lo masih nyimpen di laci lo!

gak mau yang itu. mau yang gw beli sendiri, bukan yang dari dia.


dan saat itu juga otak gw bekerja. berfikir. berusaha mencari alasan kenapa orang seperti gw dan Yucil, selalu berusaha menyimpan sebanyak mungkin bukti riil dari setiap memori. kenapa? kenapa?


akhirnya jawaban itu ada: karena orang seperti kita, mm orang pada umumnya lebih tepatnya, gak akan pernah tau kalau mungkin benda itu adalah benda terakhir yang mengukuhkan keberadaan memori itu sendiri. menyatakan bahwa aku pernah masuk ke dalam hidupmu.

kira-kira begitu, bukan?

Wednesday, December 03, 2008

tidak yakin, mungkin. atau belum yakin?

do I love you enough?

dan sampai sekarang pun, rasanya rasa itu masih belum cukup.

belum cukup untuk merengkuhnya secara utuh.

why?

mungkin.. karena dia belum secara utuh menggenggamku

atau memang karena dia tidak tau bagaimana cara untuk merengkuhku?

then tell it!

nggak. nggak mau. atau belum mau.

yah apapun itu..

yang pasti..

aku merasakan ketidak-yakinan untuk merengkuhnya.


tentang suatu hal yang saling melengkapi.

kemaren, sempet gw berkata sama seseorang, kalo makan dan tidur adalah suatu kesatuan. saling berpadu, saling berkomplemen. tapi iya kah?

karena pada faktanya, gw amat sangat menikmati momen dimana gw bisa makan sepuasnya, nyemil gak berhenti-berhenti, dan merasakan kenyang karenanya. tapi kenapa gw susaaaahhh banget buat
memulai tidur? ngerti kan maksudnya memulai disini? jadi saat dimana lo akan memulai tidur, memulai untuk hilang kesadaran secara utuh. nah itu tuh, susaaaahhh banget. kalo udah tidurnya sih, nyenyak-nyenyak aja. ampe bablas mulu malah. tapi untuk memulai tidurnya itu loh! ngantuk sih selalu ada, tapi rasanya badan masih gak dengan mudah berpaling ke bantal dan... leeeppppp.. ilang.

tapi gw masih berpegang teguh pada faham:
makan dan tidur adalah suatu kesatuan, entah kenapa. karena mungkin gw suka banget berkata-kata:
ntar makan ah, terus udah deh.. tidur ampe gila!

see? sering banget gw berkata-kata seperti itu, hampir setiap sore ketika gw melenggang manis pulang ke asrama.


makan dan tidur adalah suatu kesatuan. utuh. saling melengkapi.

you wish, Tih..

Tuesday, December 02, 2008

selama ini, gw sama sekali bukan tipe orang yang akan parno tentang masalah berat badan. tapi sekarang, entah kenapa, shit shit shit!!


GW MAKIN GENDUT

dan GW AMAT SANGAT DEPRESI karenanya.

SHIT SHIT!

do I get some kind of karma, or what?

sudah 2 kali gw merasa begini.

yang pertama, gw fikir karena orang itu lagi-lagi berbeda agama.

tapi yang sekarang?

dia sudah cukup baik kok. seagama. bisa membawa gw ke jalan yang benar pula.

tapi kenapa merasa seperti ini lagi?

seperti ini: tadinya yakin, tapi jadi gak yakin.

mungkin sekedar ego gw untuk mencari kesempurnaan kali ya.

tapi ngga..

bukan gitu.

aneh.

seperti karma, mungkin.

seolah gw mendapat kutukan.

animal instinct - chit chat with Ray

pernah nonton Grey's gak? atau paling ngga ngikutin beberapa episode atau beberapa season di Grey's Anatomy? nah, merasa ada yang ganjil gak dari kehidupan para dokter di serial ini? hahaha, and that's what I'm going to talk about.. :)

dokter. otak pintar, penampilan necis, selalu tampil berwibawa, "eksclusive" on its special way. yaaa sort of kind like that lah. tapi siapa yang sangka? ketika gw menenteng sejuta imej "sempurna" itu, ketika itu jugalah gw menemukan beberapa fakta yang menunjukkan sisi lain dari para "calon dokter" kalo dalam konteks cerita gw. side of their animal instinct. hahahahaha

bermula dari obrolan gosip gw sama Ray. waktu itu, lagi ngomongin seseorang yang berkamar di lantai bawah. yang pada intinya, tuh orang udah jadi TTM-nya temen gw, dengan catatan: temen gw pun udah punya laki. dan si tuh orang, tau-tau kegep lagi makan bareng duaan sama temen gw yg lain, di suatu spot di area Jatinangor juga. bukan makan bareng dalam konteks teman, seperti layaknya kita suka cari makan malem-malem, tapi dalam konteks yang agak sedikit berbeda. karena disaat bersamaan pun, si temen gw sedang sibuk-sibuknya spend quality time sama lakinya yang baru balik dari negeri seberang. wuihhh, semakin panaslah gosip, dan keluarlah kata-kata:
" makin lama, makin animal instinct aja nih anak-anak. yang udah punya pacar, affair sama si inilah! yang belom punya pacar, mau-maunya dijadiin cem-ceman a.k.a simpanan. apa sih nih? animal instinct semua tau gak sih? "

dengan nada setengah tinggi, disertain keketawaan gak menentu, Ray bersuara tentang realita kehidupan asrama anak FK yang makin hari, makiiiiiinnnn ngaco.

tapi ya setelah gw fikir, emang ada benernya juga sih. di Grey's, suatu waktu Mer sama Derek, tapi ada kalanya (walaupun itu cuma beberapa scene) si Mer mau-maunya dimehoin sama George yang gak lain adalah temen mainnya sendiri. belom lagi George yang sohiban banget sama Izzie, tau-tau punya affair juga pas George udah MARRIED. apa cobaa? merasa terlalu banyak ke-chaos-an gak sih disini? begitu kehidupan asrama para calon dokter yang notabene-nya ada di sekitar gw sekarang. hahaha.

gw gak menjudge kekacauan hidup para calon dokter yang bertempat tinggal di satu area yang sama ini salah. karena bagaimanapun juga, gw ada di dalamnya. dan bisa gw akui, kalo gw salah satu calon dokter yang mulai ber-animal instinct. ahahaha. habis kalo mau dicari tau alesannya kenapa, ya kenapa ya? mungkin karena dunia di sekeliling kita adalah buku, dan orang-orang yang betul-betul ada di sekitar kita, jadi ya.. gak bisa disalahin dong. however, jangan pernah menilai dokter dengan kasta yang terlalu tinggi, karena.. ya ternyata realitanya gak sesempurna itu, sedikit atau paling tidak ada lah.. sense of bastrad-nya hahahah.

ya gak, Ray? :)

Powered by Blogger